Kamis, 03 Agustus 2017

Mungkinkah belajar ilmu gaib gratis, seperti layaknya beasiswa ??

Mungkinkah belajar ilmu gaib gratis, seperti layaknya beasiswa ??

(Ilmu Sakti selalu menunggu utk ditemukan,..... bagi mereka yang sungguh sungguh mencarinya.)

https://api.whatsapp.com/send?phone=6281212233535

IG : @kiawan357

Youtube : Ki Awan





Penulis tergelitik utk menulis materi artikel ini dikarenakan banyaknya pertanyaan dari para klien di lapangan. Di dunia ini tidak ada yang gratis kecuali rahmat Tuhan dan  kasih sayang ibu - bapak kita sendiri. Terdengar terlalu naif, namun demikianlah kiranya kita sebagai manusia menjalani kehidupan sekarang. Do you agree guys ?

Begitu juga di dunia gaib, tidak pernah ada yang gratis. Jangan anda kira jin, hodam, dedemit, siluman, lelembut atau apalah namanya akan mau bekerja tanpa kompensasi hehehhe,..... Mereka pun berprinsip sama seperti manusia,...... ada uang abang sayang, tak ada uang abang ku tendang... ( ups ) ;)

Bisa saja anda memerintah mahluk mahluk astral tersebut tanpa imbalan apapun, namun demikian terlebih dahulu anda harus menaklukan mereka dengan kekuatan. Mampu kah anda ??

Ketika "bekerja" melaksanakan perintah sang tuan, tentu mereka pun butuh makan ( energi ) juga bukan ?? Nah balik lagi, tentu anda akan memerlukan materi dan dana utk keperluan tersebut....... ( beli aneka bakaran, kemenyan, apel jin, buhur, dll) alternatif lain anda harus menyediakan / mengorbankan power anda sendiri sebagai "gantinya".

Energi tidak bisa diciptakan namun tidak bisa dimusnahkan,.... begitulah hukum kekelan energi pun berlaku dalam semua faset kehidupan, termasuk sisi mistis.  Selalu ada pertukaran energi. Barter menjadi metode yang lazim dalam interaksi gaib. Maka itu lah muncul istilah  mahar, untuk berbagai transaksi diantara pelaku mistis.

Kembali ke pertanyaan awal,...bisakah belajar gaib tanpa modal ?? alias tanpa uang ??, layaknya beasiswa. ?

Bila ditilik lebih jauh pun dalam dunia akademis, ada beasiswa yang bener bener gratis, ada yang "sebagian". Kenapa sebagian ? ya tentu karena biaya yang ditanggung penyelenggara tidak full 100 % .Yang gratis full pun  biasanya peserta dituntut berbagai kegiatan dan out put oleh sang sponsor. Dengan kata lain tenaga dan ide serta pemikiran anda diperas sebagai ganti kompensasi beasiswa.

Nah jelas bukan, bahkan untuk pendidikan pun tdk ada yang gratis, alias tanpa usaha/modal. Semua harus ada pencapaian dan kerja keras baru bisa menghasilkan. Tentu berbagai usaha dan kegiatan anda tersebut akan memerlukan waktu, tenaga dan biaya sesedikit apa pun, baik utk membeli makanan, minuman, transport dll.



Analogi tersebut dapat diterapkan ketika seseorang memelajari hal gaib, baik belajar sendiri maupun melalui perantara seorang guru, atau seseorang yang dianggap guru dan lebih mengerti dari pada dirinya. Tentu sebagian besar orang lebih senang belajar dari guru langsung karena dianggap lebih aman dan ada panutan. Juga tentunya lebih cepat dari pada harus coba coba sendiri dan ada resiko fatal bila terjadi kesalahan / kegagalan.

Belajar ilmu gaib versi instan dengan berbagai mahar fantastis rawan dengan penipuan, bila anda beruntung mungkin satu dua vendor ada yang asli dan anda berhasil. Sisanya, abal abal dan ujungnya ke pasal 378 ( penipuan - Red.)

Mahar yang minim alias murah sering dipandang sebelah mata oleh masyarakat sebagai ilmu kacangan, alias murahan.... hehehe jd serba salah bukan.

Kalo ilmu bener bener bisa dibeli dengan uang tentu amatlah mudah,...dan akan menghasilkan ratusan maupun ribuan sarjana gaib di masyarakat. Layaknya sarjana S1 / S2 di masyarakat yang sering kali menganggur dan tidak berhasil mendapatkan pekerjaan.  .. ( sorry bro n sis, that's the fact)

Singkat kata, anda punya uang pun belumlah cukup. Tidak ada jaminan uang bisa memberikan anda kesaktian. ( kalo gak ntar konglomerat pada sakti semua dunk ngalahin jawara jawara kampung wkwkwkwk )...

Uang memang pengendali dunia, bila anda punya uang dan memiliki niat kuat untuk belajar gaib, kemungkinan sukses anda menjadi jauh lebih besar dari pada meraka yang bermodal pas pasan.

Bagi  mereka yang berkantong  tipis tentu usaha berat lebih diperlukan, latihan / aktivitas tersebut sebagai  ganti "modal" mereka yang defisit.



Teknis nya seperti demikian :

1. Belajar sendiri, anda perlu buku panduan,..minimal browsing artikel, mencari berbagai sumber / literatur. Hal hal tersebut akan menghabiskan waktu dan tenaga anda, uang, pulsa, paket data, ongkos transport dll.

2. Bertanya kepada orang yang lebih ahli.  Waktu adalah uang, dan setiap informasi ada harganya. Apalagi sebuah ilmu gaib yang dianggap tidak boleh diketahui sembarangan orang. Bila anda tidak kenal dekat, atau memiliki hubungan spesial tentu orang tersebut tidak akan mengajarkan kepada anda. Tentu anda harus banyak menghabiskan waktu, tenaga dan biaya utk membangun relationship dengan orang tersebut, agar ia mau membagikan ilmu nya. Semua itu modal bukan ? semua itu memerlukan uang bukan ?

3. Belajar kepada ahli / guru.   Sesakti apa pun guru, tentulah manusia biasa yang memerlukan uang, makanan, sandang dan papan seperti kehidupan normal orang umumnya. Bagi meraka yang memiliki keluarga, tentu sang guru harus menghidupi anak istri nya bukan ? Beruntung lah anda yang memiliki guru berkecukupan secara ekonomi, namun tidak banyak yang seperti ini. Kalau pun ada, mereka tidak memiliki "urgensi" untuk menjual ilmu nya. Alhasil pendekatan interpersonal lebih diperlukan ketimbang usaha dengan "unsur ekonomi."

Bila anda memiliki guru yang masih satu kota atau lingkungan daerah tempat tinggal, tentu akan efektif. Coba bayangkan bila anda berguru kepada mereka yang berada di kota lain. Perhitungkan dari mulai ongkos, uang rokok, oleh oleh, tiap kali kita mengunjungi sang guru. Itu belum memperhitungkan tips untuk sang guru sebagai ganti ilmu yang diberikan.

Jangan jauh jauh bicara bakaran apel jin jutaan rupiah ketika tahap lanjut anda mempelajari hal gaib. Dari hal - hal basic yang telah penulis sebutkan diatas saja kita sudah bisa mengira ngira berapa biaya yang dikeluarkan dalam berguru per sesi. Kalikan hal itu dalam sebulan bahkan dalam 12 bulan ( per tahun ).

Karakter murid tentu tidak sama, ada yang royal, ada yang pelit, ada yang malas, ada yang rajin, ada yang kurang pintar, ada yang gak bakat, ada yang bakat tapi males, dst. Latar belakang juga berbeda beda, termasuk kondisi ekonomi sang murid. Guru yang bijak tentu tidak mempermasalahkan hal itu, namun demikian bukan berarti tidak ada pertimbangan sama sekali. Murid yang bijak tentu diharapkan juga bisa memaklumi keadaan diri dan keluarga dari tiap guru nya.

Saling memahami dengan niat yang baik dan tulus antara guru - murid tentu akan menghasilkan proses belajar mengajar efektif dan nyaman. Menjadi sebuah kunci penting utk hubungan langgeng dan abadi diantara keduanya.

Guru sakti pun, dulu lahir gak langsung sakti bukan ? ehehhee serem kl langsung sakti. Kebanyakan dari mereka tentu belajar jg dari guru. Dan otomatis terjadi siklus yang sama.

Jadi mahar atau tips atau amplop yang biasa kita berikan kepada guru hanyalah pengganti uang yang sama yang dulu mereka berikan kepada gurunya. Suatu saat kita menjadi maha guru, tentu  murid murid pun melakukan hal yang sama kepada kita.   So that's the way it is....

Uang bukan segalanya, namun segalanya perlu uang

Masi berpikir dapet ilmu gratisan ?? Get real aja lah :p


cheers

Ki Awan
**. Hati hati segala bentuk penipuan !! yang mengatasnamakan Ki Awan / Magic Glow Team. Komunikasi selalu dilakukan melalui 2 alternatif berikut :

www.magicglowteam.com  /  WA : 0812-1223-3535