Kamis, 02 Juli 2020

FAKTOR BAKAT & KETURUNAN DALAM KEBATINAN

FAKTOR BAKAT & KETURUNAN DALAM KEBATINAN

Seringkali berbicara mengenai kesaktian kebatinan banyak orang merujuk kepada bakat alamiah, begitu juga faktor keturunan. Benarkah dua faktor ini paling dominan ? mari kita kupas.


BAKAT

Secara nature manusia memang cenderung terkesima dengan 5 huruf tersebut. Bakat sering menjadi kata sakti yg seolah bisa menjelaskan segalanya. Bakat juga menjadi penjelasan " terbaik" tanpa harus menyinggung ego orang lain termasuk ego diri sendiri ketika melihat performa orang lain yang  amat mengesankan ( sakti ).

Begitulah, bakat juga menjadi sebuah  " kartu khusus " yg seolah memainkan peran penting dalam pengembangan kebatinan utk sebagian besar orang.

Dari pengalaman penulis selama puluhan tahun menekuni bidang mistis, memang bakat benar adanya berpengaruh terhadap kecepatan belajar seorang murid. Namun demikian bakat yg tidak diolah konsisten dan kontinu sama saja sia sia.

Sebaliknya murid yg kurang berbakat namun terus menerus mengasah kemampuan tanpa putus asa akan mendapatkan kemampuannya. Performa pun akan lebih stabil dan bersifat jangka panjang. Kiranya hal ini lebih terkait kepada kedisiplinan diri, komitmen dan kemauan utk berjuang.

Mengutip buku GRID karangan  Angela Duckworth, kesuksesan seseorang lebih bisa diprediksi dari kegigihan dan ketekunan dia dalam hidupnya ketimbang bakat.

Belajarlah minimal 10 ribu jam dibidang kebatinan, maka siapa pun anda akan berhasil !.

Kiranya kebatinan tidak bisa dipisahkan dari kaidah skill skill lainnya seperti bola basket, bola sepak, bermain musik, its just a matter of practice. Tidak ada orang sakti tanpa latihan, sebesar apapun bakat dalam dirinya. Untuk itu tidak usah heran banyak paranormal hebat kelas atas di TV TV atau youtube yang anda lihat, itu semua karena mereka melatih diri ketingkat ekstrim sedemikian rupa sehingga mampu menampilkan performa menakjubkan.

So lupakan lah bakat, mari berlatih.



KETURUNAN

Bagaimana dengan aspek satu ini ? apakah orang sakti harus selalu berasal dari keluarga para petapa. Apakah remaja yang sakti mandraguna pasti bapak nya sakti bin linuwih ?

Kirainya terlalu naif bilamana kita mengamini paham ini secara penuh.
Ibarat seorang penderita diabetes, belum tentu kedua orang tua nya diabetes. Belum tentu kakek nenek nya diabetes juga.
Orang tua arsitek belum tentu anak artistek atau kuli bangunan, bisa jadi sang anak jadi pengemis. Bisa juga juga jadi mentri.

Banyak aspek bermain dalam semua segi kehidupan kita, keturunan hanyalah salah satu faktor alam yang menyumbang aspek genetik dalam tubuh manusia. Mentalitas, keberanian, termasuk kedisiplinan, kerajinan, daya juga, daya bangkit merupakan dimensi dimensi yg lebih banyak berkembang karena pengalaman ( nurture ),berjalan sesuai tahap kematangan usia dan mental.

Garis keturunan memang tidak dipungkiri bisa memberi nilai lebih bagi pengamal spiritual. Namun jangan lupa, semua manusia diciptakan sama, berbahan dasar daging, tulang, air. Masuk dan keluar ke dunia melalui jalan kelahiran dan kematian. So tidak perlu minder dan rendah diri bila leluhur anda bukan lah para sakti / keturunan raja raja.

Berlatihlah dengan tekun, jadikan lah langit sebagai batasannya. Siapa berniat tentu akan bisa. Siapa tekun tentu akan jadi. Tidak ada hal instan didunia, semua ditempa melalui asam garam dan jam terbang. Latihan latihan latihan, pengulangan amatlah penting. Bisa banyak skill memang menyenangkan, namun memiliki sebuah skill khusus yang tidak banyak dikuasai banyak orang tentu lebih membahagiakan & membanggakan.

Pesan penulis utk para awam, praktisi awal dan siapapun anda yg ingin memperdalam kebatinan terus lah berlatih pantang mundur. Usaha + keyakinan = keberhasilan


Lupakan bakat & keturunan, mulailah berlatih

Salam Ketekunan

Ki Awan
Magic Glow Team

**. Hati hati segala bentuk penipuan !! yang mengatasnamakan Ki Awan / Magic Glow Team. Komunikasi selalu dilakukan melalui 2 alternatif berikut :

www.magicglowteam.com  /  WA : 0812-1223-3535