Senin, 08 Oktober 2018

Bolehkan Berhenti dan "Menyerah" ??

Bolehkan Berhenti dan "Menyerah" ??


https://api.whatsapp.com/send?phone=6281212233535

IG : @kiawan357

Youtube : Ki Awan


Bila membaca judul artikel ini sy berani bertaruh 99 % anda menjawan TIDAK !. Benar kan ? ;)
Ditambah 100 % buku buku motivasi dari para motivator kondang yg bertebaran dimana mana tentu lebih menguatkan hal ini. Banyak biografi orang sukses bertebaran, cerita kesuksesan mereka seperti kolam susu nan luas di tengah padang gersang. Pertanyaan dari sy berapa persen prosentasi orang sukses VS orang gagal ?

Mari kita coba mengambil contoh Pebisnis. Berkaca dari perkiraan statistik sederhana tentu pebisnis berhasil merupakan minoritas diantara mayoritas yang gagal atau "belum" berhasil. Tantangan dari motivator kesayangan anda tentu bagaimana agar menjadi yg sedikit itu yaitu kamu berhasil.

Apapun keluhan anda, apapun tantangan anda, tidak peduli apakah kendala itu lebih besar berkali kali lipat dari kemampuan anda, maka jawaban teman dekat, saudara, guru, motivator tentu bernada sama yakni Jangan Menyerah...terus Lanjut kan!!

Benar kah kita harus terus berupaya dalam tiap kegagalan - kegagalan walaupun dalam kondisi kritis ? Sampai sejauh mana batasan seorang manusia utk mundur atau maju terus ? Bolehkah seseorang mengorbankan segala galanya hanya demi label pantang menyerah ?

Penulis bukanlah orang yang anti motivator, juga bukan orang yg pesimis. Sebaliknya sy amat senang mendengarkan cerita orang sukses, seperti Jack Ma, Steve Jobs, Jeff Bezos dll. Namun kiranya terlalu naif bila kita tidak melihat juga setumpuk cerita orang gagal, dan konsekuensi yg harus ditanggung mereka bahkan orang orang terdekat mereka. Perlu sebuah kebijaksanaan sikap dalam hal ini.

Mundur untuk Kebaikan ?




Ada nasihat berbunyi : "Bilamana lebih banyak mudaratnya, lebih baik tidak dilanjutkan/dilakukan."
Terdengar mudah namun amat sulit dilakukan, terutama bila dalam sebuah bisnis anda telah memakai ego di atas segala galanya. Jangankan berpikir mundur dan beralih ke usaha lain, berpikir berhenti pun sudah merupakan "kekalahan" bagi ego anda.

Ibarat bermain catur, semua pion anda korbankan demi sebuah strategi kemenangan, namun ketika semua pion telah habis dan musuh tetap saja lebih unggul, anda mulai mengorbankan bidak bidak catur lain sampai sang menteri pun tidak ragu anda lego. Ketika tersudut barulah anda sadar hanya keterpurukan dan kekalahan menunggu anda di bibir penyesalan.

Begitulah analogi hidup, setidaknya begitulah yang penulis liat dan alami sendiri dari orang orang terdekat. Seperti raja tersudut di papan catur, hanya pertolongan dan kebaikan orang lain yang bisa menyelamatkan hidup pebisnis bergelimpangan hutang dan kehilangan segalanya. ( asset, modal, dll ). 

Ketika pertolongan datang dari eksternal, barulah sang pecundang bisa menjalani kehidupan kembali tertatih tatih menata ulang semua aspek kehidupan.


Ukurlah Bayang Bayang Diri Sendiri

Katakanlah anda orang awam ingin menjadi sakti. Pertama tama tentu anda akan berpuasa untuk memulai proses penempaan. Sebut saja Jaka, ia hanya terbiasa berpuasa  biasa ( sunnah ) selama beberapa minggu. Tiba tiba memutuskan laku tirakat pati geni 7 hari. Tentu kita semua bisa menerka apa yang terjadi dengan Jaka. Kemungkinan besar bukan kesaktian namun kematian bila ia memaksakan hal tersebut. Walaupun dalam kegaiban bisa saja Jaka berhasil menjadi sakti.

Langkah yg lebih aman untuk Jaka adalah berlatih pati geni dengan hitungan 1 , 3 , 5 hari terlebih dahulu. Memaksimalkan batas kemampuan diri adalah satu hal namun memaksakan diri adalah hal lain. Sering kali yg terakhir terkesan konotasi negatif dan lebih banyak efek samping dari pada hasil.

Hampir semua pebisnis ulung selalu berkata, mulailah bisnis dari yang kecil. Bila ukuran warung kelontong kaki 5 saja tidak bisa anda manage dengan baik, jangan bermimpi mampu memiliki perusahaan sekelas samsung, microsoft, Honda atau Toyota.

Menyerah / Beralih ?

Biasanya cerita orang sukses terlebih dahulu diawali dengan perjuangan masa masa sulit, 3 orang sebelumnya yg disebutkan di atas jg mengalami masa masa sulit. Seorang Jack Ma mungkin belum tentu sukses bila dilahirkan 5 th setelah hari lahirnya, begitu juga steve jobs belum tentu sukses bila ia dilahirkan tahun 2000. Kesuksesan tidak hanya ditentukan perjuangan semata, tapi ada faktor kesempatan dan keberuntungan.

Kesempatan amat lekat dengan waktu / timing. Orang bisa saja gagal karena dilahirkan dalam situasi dan tempat kurang ideal. Misalnya dilahirkan dalam suatu area zona perang dan tumbuh dalam situasi konflik berkepanjangan tentu memiliki probabilitas lebih rendah utk sukses dibandingkan orang sama dilahirkan dalam sebuah negara aman tentram.

Sering kita membaca kisah survival hidup, orang yg terapung apung selama belasan bahkan puluhan hari di lautan lepas seorang diri. Ketika batas hidup dan mati begitu tipis, sebuah kata perjuangan memang memegang peran kunci. Tentu bertahan dan berjuang tidak ada pilihan lain utk tetap hidup dalam situasi super ekstrim tersebut.

Bagaimana bila anda berbisnis tp tidak pernah sukses. Menyerah dalam hal ini bisa saja menjadi sebuah kata positif bila anda beralih ke bisnis lain atau upaya lain non bisnis utk hidup. Jangan lupa, tujuan bisnis adalah menghasilkan profit bukan ? Bila profit tidak pernah didapat alias selalu difisit dalam jangka panjang, kendati anda telah bergonta ganti jenis bisnis apa tetap perlu di pertahankan ?

Hutang semakin menumpuk sedangkan bisnis semakin sulit. Apakah anda tetap ngotot ingin seperti Jack Ma ? Hidup dalam impian kesuksesan seorang Bill Gates ? Atau anda "menyerah" dan mencoba melunasi hutang hutang anda dari nol. Misalkan anda bekerja di sebuah perusahaan.
Hmmm....Tidak terdengar sesuatu yang buruk bukan ?

Jangan Terlalu Naif

Sy menulis ini bukan sebagai antitesis para motivator, dimana semangat, pantang menyerah adalah jargon laris manis dimarket utk mereka. Sama sekali bukan itu tujuan saya. Prinsip "Jangan terlalu Naif" kiranya perlu diterapkan di semua sisi kehidupan, tidak hanya dunia bisnis semata.

Belajar gaib pun bila masuk terlalu jauh dalam kenaifan biasanya berujung kehancuran dan kesia siaan. "Jangan terlalu naif ", hanya 3 kata sederhana namun seringkali orang lalai dalam memaknainya.

Ketika anda membaca buku kesuksesan seseorang, penting utk tetap sadar ada ribuan orang dengan cerita tema sama namun berujung kegagalan. Ketika anda asik mendengarkan cerita sukses dari sang motivator, penting untuk tetap paham bahwa ada jutaan orang dengan tema cerita sama tp menghasilkan cerita berbeda. Pastinya tidak selalu berujung kepada kesuksesan !

Kita tidak hidup dalam ceria film fiksi atau drama yg berujung happy ending story. Dunia dimana jagoan selalu menang dan orang jahat selalu kalah.

Di dunia manusia, banyak orang jahat berkuasa dan orang baik diinjak. Amat kontradiktif dengan cerita film bukan ? Tentu kaum penjahat tidak akan lepas dari hukuman akhirat. Namun poinnya adalah kegagalan dan kejahatan itu ada, bahkan amat banyak terjadi dalam kehidupan sehari hari.

Kaum pencundang selalu lebih banyak dari pada pemenang. "Tantangan bagaimana agar tidak menjadi pecundang", selalu menjadi "makanan" menarik bagi para pecinta motivator ;)

Mengapa tidak ada / jarang ada buku mengulas cerita kegagalan individu ?? Karena di market buku tersebut sudah barang tentu kalah laku dibandingkan cerita sukses. Tidak ada buku bukan artinya tidak ada cerita cerita kegagalan. Maka bila cerita kesuksesan  ditelan mentah mentah,  orang  mudah terperosok dengan keyakinan naif sebuah perjuangan. Tanpa kesiapan mental memadai tentu ini amat berbahaya.

Akhir kata biarlah untaian frase bijak dari para pendahulu kita kiranya menjadi bahan pertimbangan sebelum melangkahkan kaki terhadap upaya apapun. Karena sejauh apapun anda melangkah pasti dimulai dari langkah kecil, untuk itu mulailah bisnis kecil kecilan. Bila anda belajar cabang keilmuan apapun hendaknya belajar bertahap dari dasar. Belajarlah hal sederhana terlebih dahulu, kuasai dan cermati sampai anda betul betul menguasainya. Bila anda mampu menyederhanakan suatu hal kompleks menjadi sederhana, itu pertanda anda telah menguasai hal tersebut.

Jangan malu untuk "menyerah" jangan malu untuk berpaling ke hal lain bila memang hal itu lebih baik untuk anda dan orang orang di sekitar anda. Banyak jalan menuju roma, kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh kegigihan membabi buta, melainkan seberapa matang pertimbangan, analisa resiko dan kejelian melihat peluang lain.

Terkadang jauh lebih bijak Menyerah demi kebaikan dari pada ngotot hanya demi ego.

Salam Pembelajaran !

Ki Awan
Magic Glow Team
**. Hati hati segala bentuk penipuan !! yang mengatasnamakan Ki Awan / Magic Glow Team. Komunikasi selalu dilakukan melalui 2 alternatif berikut :

www.magicglowteam.com  /  WA : 0812-1223-3535












Tidak ada komentar:

Posting Komentar