Penulis yakin pertanyaan tersebut sedikit banyak pernah terlintas di benak saudara bukan ? ;)..... Coba anda cari jawabannya di ribuan artikel yang tersedia di internet...... apa menemukannya.....? hehehe saya yakin nihil atau tidak memuaskan jawabannya.... paling banter hanya dibahas mantera yang digunakan,,,.... atau bahkan fee jasa yang ditawarkan wkwkwkwk....tidak ada yang mau mencoba menjelaskannya secara komprehensif dan menyentuh inti metoda.
Baiklah,
bermuara dari ketidakpuasan tersebut, saya mencoba menuliskan artikel di bawah
ini semata-mata hanya bermaksud menjawab pertanyaan dasar di atas. Selain
memuaskan rasa penasaran pembaca sekalian, semoga bisa bermanfaat untuk yang awam
maupun mereka yang tertarik memperdalam keahlian khusus tersebut di masa
mendatang.
Please enjoyyyy.....
Sering orang awam mengatakan
bahwa menahan hujan itu tidak mungkin,..yang ada adalah menyingkirkannya ke
tempat lain / memindahkan. Apakah benar hal itu sepenuhnya ? hehehe
Para
pawang hujan mungkin akan tersenyum mendengar jawaban tersebut......
Sebenarnya
dari sisi ilmu kebatinan dan kaca mata pawang hujan,...menahan hujan itu bisa –
bisa saja. Cuma masalahnya adalah berapa lama. .....xixixixixixi...
Bagi yang
bermukim di Jakarta... coba anda ingat2...bilamana pertengahan Juni tiap
tahunnya, berkaitan dengan ultah tanah betawi, senantiasa digelar perhelatan
Jakarta Fair bukan ? .... Di sana banyak
di buka open galery dan stand – stand yang berada di pangan terbuka alias out door...tentunya kalau hujan akan
runyam bukan ? hehehehe....
Nah
perhatikan coba, sekitar kemayoran khususnya.... berapa kali selama acara
tersebut berlangsung ( biasa 1 bulan sampai mid July ) hujan turun... Lebih
detail lagi kalaupun turun...berapa lama durasi dan kapan terjadinya
hehehehehe.. apa hanya malam saja ?? coba bandingkan dengan daerah lain di Jakarta
dan sekitarnya ketika periode itu berlangsung..... saya jamin tentu anda akan
menemukan fenomena tersendiri ;)
*Untuk cerita fenomena Jakarta Fair, mohon maaf penulis tidak bisa
bercerita lebih jauh karena satu dan lain hal. – kode etik
Coba juga
anda perhatikan ketika seorang kepala negara negeri kita tercinta ini sedang
ada acara kenegaraan besar, misalnya pertemuan antar kepala negara..... atau
ada kunjungan resmi lainnya.... perhatikan kondisi cuaca sesaat sebelum acara
berlangsung juga ketika acara berlangsung...tentu anda akan menemukan fenomena
menarik. Khususnya ketika acara di gelar di musim penghujan hehehhee......
terlebih bila dihelat di sebuah kota berjuluk Rain City ;)
Kembali ke topik awal.....
Jadi
tidak benar bahwa hujan selalu dipindahkan ke tempat yang lain,...seringkali
dalam banyak kasus ketika opsi memindahkan hujan sudah tidak mungkin, menahan
adalah jalan satu – satunya. Pawang hujan profesional akan melakukan apapun
dalam melakukan tanggungjawabnya demi kelancaran hajat si klien, walaupun hal
itu terkadang “ditebusnya” teramat mahal. ;)
Bagaimana bentuk kerja sama dan perjanjian
dengan Pawang Hujan ?
Sistem fee biasanya ada dua bentuk :
1.
Sistem kepercayaan :
Klien telah percaya sepenuhnya kepada sang pawang dan memberikan sejumlah dana
yang telah disepakati bersama. Dana diserahkan secara full beberapa hari
sebelum hajat dilakukan.
2.
Sistem perjanjian :
Klien mengajukan syarat kepada sang pawang mengenai pelunasan pembayaran.
Misalnya untuk proyek menahan hujan selama 3 hari. Apabila selama 3 hari hujan
di lokasi tidak turun sama sekali maka klien sepakat membayar full setelah
acara selesai. Apabila turun satu kali hujan maka pembayaran 50 % dan
seterusnya. Biasanya pada sistem ini pembayaran DP diberlakukan sebelum hajat
dilakukan. Klien yang serius sering kali menyertakan surat pernyataan
bermaterai dalam kerja sama ini.
Apa sih prosedur yang dilakukan pawang ketika
ada order ?
1.
Mempelajari waktu dan lokasi yang menjadi target :
Apakah termasuk musim
penghujan, hari libur atau weekend,
apakah di pusat kota atau di tengah kampung, apakah ada gunung atau pegunungan
di sekitar lokasi, atau justru mendekati daerah pantai.
Hal – hal di atas menjadi
perhatian bagi pawang karena banyaknya pertimbangan yang berpengaruh terhadap
keberhasilan usahanya.
Contoh : ketika hari sabtu –
minggu akan cenderung lebih banyak acara hajat dilakukan dalam waktu yang
kurang lebih berbarengan, hal ini bisa menguntungkan atau merugikan tergantung lokasi
hajat tersebut saling berjauhan atau justru berdekatan. Acara hajat yang
berdekatan di sebuah area cenderung positif karena sang pawang bisa
“bekerjasama” dengan pawang hajat tetangganya tersebut.
Apabila cenderung berjauhan
namun masih berada di lokasi yang sama ,lebih banyak menjadi ancaman karena
otomatis semua pihak berusaha mati matian agar awan tidak berkumpul di atas
tempat acara. Biasanya bila terjadi demikian dan proses komunikasi maupun
negosiasi diantara sesama pawang deadlock,
maka “pertarungan”tidak terelakan lagi hehehehehe.... Layaknya hukum rimba,
maka sang kuat dialah yang menjadi pemenang (The winner takes it all), walaupun faktor keberuntungan bisa juga
bermain. Faktor itu adalah arah angin.
2.
Survey lokasi secara langsung ( optional ) :
Bagi pawang yang sangat ahli
mungkin saja hal ini tidak perlu dilakukan, terlebih apabila ia telah mengenal
daerah target dengan sangat baik. Namun demikian beberapa paranormal akan
menyempatkan diri meninjau lokasi secara langsung, selain memantau dan
menyelidiki medan sekitar, hal ini juga dapat digunakan sebagai acara
“silahturahmi” kepada penguasa gaib setempat, terlebih apabila hajat dilakukan
didaerah yang terbilang wingit ;) seperti tempat tinggal sekitar makam keramat,
situs – situs tertentu, atau bahkan tempat tinggal seorang tokoh spiritual
besar.
Persiapan Pawang Hujan pada hari “ H” :
Untuk hajat besar
dimana sedikit kesalahpun tidak boleh terjadi, biasanya pawang akan meminta disediakan sebuah kamar /
ruangan khusus sebagai tempat Ybs melakukan ritual. Keberadaan sang pawang di
sebuah lokasi amat berpegaruh terhadap keseluruhan proses. Namun bukan berarti
harus selalu demikian. Seorang pawang bisa saja menyingkirkan hujan di sebuah
acara pesta di Bogor sedangkan dirinya sedang berada di Yogyakarta. Efeknya pun
seketika dan seolah tidak berpengaruh terhadap posisi keberadaan dirinya.
Kendati begitu, proses kerja jarak jauh kurang efisien dan cenderung memakan
lebih banyak tenaga, upaya dan biaya.
Cara kerja :
Seorang pawang
hujan terlatih dan memiliki jam terbang tinggi biasanya akan menurunkan hujan
pada malam hari sebelum hari H dimulai. Hujan diturunkan pada H-1. Hal ini
dimaksudkan agar proses menahan hujan menjadi lebih ringan pada waktu yang
telah ditentukan. Pada malam hari kondisi udara lebih dingin ( kondensasi lebih
memungkinkan), maka proses penurunan hujan pun relatif lebih mudah. Pada malam
hari aktivitas kehidupan cenderung menurun, sehingga tidak banyak gangguan dari
eksternal ketika ritual proses penurunan hujan dilakukan.
Dasar “Ilmiah” proses menahan hujan / singkir hujan :
Bagaimana mungkin
hujan bisa ditahan / dipindahkan ? Pertanyaan ini kerap kali terdengar oleh
telinga saya dalam kehidupan sekitar. Sebenarnya bukan hujan yang ditahan atau
disingkirkan melainkan awan..... hehehehe
Awan adalah
sekumpulan uap air hasil evaporasi ( penguapan ), dimana di dalamnya terdapat
muatan elektron. Nah muatan elektron inilah yang dimanfaatkan oleh praktisi pawang
hujan untuk dimanipulasi, tentu dengan
treatment2 tertentu.
Mereka yang
memiliki tenaga dalam / bioenergi cukup besar dalam dirinya tentu dengan cara
cara tertentu bisa mempengaruhi medan magnetik benda lainnya (telekinesis, dsb
), termasuk awan.
Untuk itulah dengan
memainkan medan magnetik, praktisi dapat mendorong, memindahkan, menahan,
bahkan menurunkan / menyedot (menjadi hujan) atau sekedar mendatangkan awan
dari daerah lain ( menjadi mendung / teduh ).
So hal itu bukanlah hal
yang aneh, melainkan sangat-sangat ilmiah
....
Terkadang jauh
lebih sulit mengumpulkan awan dan membuat
hujan pada suatu lokasi di musim kering ketimbang menahan hujan pada sebuah
kota hujan. Namun demikian hal ini kembali lagi kepada skill set masing – masing praktisi.
Beberapa cara yang biasa digunakan pawang hujan :
Selain tenaga dalam, cara lain untuk
menahan awan adalah dengan tenaga batin. Tenaga batin diperoleh melalui
kekuatan doa / wiridan atau rapalan mantera. Hal itu bisa diperkuat lagi dengan
berbagai ritual dan lelaku prihatin seperti puasa, mutih, ngableng, pati geni,
nglowong, etc. Begitu banyak versi doa doa khusus yang memiliki manfaat menahan
atau mendatangkan awan.
Ada juga keilmuan khusus penahan
hujan yang mensyaratkan pelakunya tidak mandi seumur hidupnya hehehehehe.....
dan konon apabila tubuh sang pelaku terkena butiran hujan mampu menimbulkan
rasa sakit disekujur tubuh bahkan kulit melepuh......walawhualam.
Selain itu, ada beberapa keilmuan
lain yang bisa digunakan untuk mendukung kinerja pawang hujan, contohnya ilmu
waringin sungsan yang mampu mendatangkan kekuatan angin nan dasyat. Biasanya
yang dipakai adalah ilmu yang berbasis
elemen angin, sehingga bisa untuk mengundang / menghalau angin, awan bahkan
kabut.
Metode terakhir yang paling umum
digunakan disamping banyak metode lain adalah penggunaan hodam / jin. Beberapa
jenis khodam / jin tertentu layaknya manusia memiliki keterampilan khusus dalam
mengumpulkan dan menyingkirkan awan. Walaupun demikian, secara umum hodam
apapun pada dasarnya bisa diminta tolong untuk membantu urusan hujan, yang
membedakan adalah efektivitas dan cara kerja saja.
Penggunaan hodam / jin bisanya
diikuti dengan penggunaan bakaran / ubo rampe / minyak untuk mendukung
stabilitas kerja si hodam. Ibarat buruh yang sedang bekerja tentu akan
bersemangat bila disampingnya tersedia banyak makanan bukan ? hehehhee...
Penggunaan hodam termasuk pula
pemanfaatan beraneka ragam pusaka dan jimat yang memiliki tuah khusus penahan
hujan.
Jimat penahan ujan tersedia dari
cara yang sangat simple sampai yang sedikit unik dan bersifat mahal. Dari
sekedar bermodalkan sapu lidi yang didirikan menantang langit, lidi dengan
kombinasi bawang dan cabai, modifikasi lidi dengan karet, sampai kepada
kepercayaan melempar celana dalam ke atas genting wkwkwkwkwkwkk ( awas genteng
jadi bauk terasi ).
Jimat bersifat mahal adalah media
yang dibeli dengan ritual yang menuntut ubo rampe tertentu. Semakin mahal jimat
tersebut maka biasanya makin praktis dalam penggunaan, terkadang dengan hanya
melepar pusaka tertentu ke tanah pada suatu lokasi target maka seketika awan
yang berkumpul hilang. ( Pusaka tersebut
bekerja sesuai daya linuwih kebatinan dan kekuatan hodam yang ada di dalamnya).
Pawang hujan yang menguasai tiga atau
lebih metode secara probabilitas memiliki chance
keberhasilan lebih besar. Sebab manakala
satu metode gagal / kalah, maka ia masih dapat mengandalkan metode lainnya as
alternatif. ;)
1.
Awan adalah segalanya,
pawang akan berusaha keras memecah awan
dan mencegah berkumpulnya awan di atas lokasi target. Langit bersih bebas awan
adalah kebahagiaan utama seorang pawang ;)
2.
Ancaman terbesar
adalah awan gelap berpotensi hujan yang berada diatas lokasi, ditambah minimnya hembusan angin. Hal ini membutuhkan semakin banyak energi untuk mendorong awan
tersebut.
3.
Apabila ada awan gelap
datang mendekat, pawang akan berusaha menggesernya ke arah lain dengan sudut
seefektif mungkin. Biasanya digeser ke kiri atau kanan, menghalau awan
bertentangan langsung dengan arah datangnya angin adalah cara terbaik untuk
bunuh diri ;)
4.
Apabila poin 3 karena
satu dan lain hal tidak bisa dilakukan, misalnya tidak keburu / ada pawang lain
di daerah kiri / kanan dengan kekuatan yang lebih besar. Maka cara satu satunya
adalah menahan awan tersebut agar melewati lokasi target. Bila angin berhembus cukup
kuat maka keberuntungan masih berada di pihak sang pawang, sebab proses menahan
tidak berlangsung lama.
5.
Angin berhembus
terlalu kencang pun perlu diwaspadai, karena biasanya hal ini sangat berpotensi
menimbulkan rintik – rintik hujan ringan sisa dari awan atas yang lewat.
6.
Apabila terjadi
kondisi terburuk, yakni awan berkumpul banyak di lokasi dan upaya untuk
menggeser tidak mampu dilakukan lagi, dengan terpaksa pawang harus berupaya
menahan awan tersebut selama ia mampu.
7.
Biasanya hujan halus
atau rintik rintik halus terjadi seiring dengan melemahnya kekuatan sang
pawang. Dalam kondisi demikian, bila tidak segera diatasi maka kelancaran hajat
akan terganggu.
8.
Pawang terlatih tidak
akan sungkan untuk mengontak rekan – rekan lainnya, rekan – rekan seperguruan,
atau guru atau siapapun yang dapat menolong untuk menghadapi situasi sulit
tersebut. Pada kondisi kritis seperti itu bantuan pasokan tenaga amat sangatlah
berarti. Semakin banyak awan berkumpul, menyebabkan awan semakin berat –
otomatis menahannya pun akan semakin sulit dan melelahkan.
“ Perang yang terjadi diantara pawang hujan
dapat menyebabkan awan berputar putar dari satu lokasi ke lokasi yang lain di
zona yang sama. Hujan akan terjadi ditempat pawang yang memiliki kekuatan
paling lemah.”
Filosofi pawang
hujan :
“Memindahkan awan cenderung lebih
berat dari pada menahannya. Namun demikian untuk long term periode, memindahkan awan lebih efektif dari pada menahannya.”
Menghentikan hujan deras yang telah turun relatif lebih sulit dari pada memindahkannya. Hal ini karena uap telah berubah menjadi titik titik air, sehingga tentu lebih banyak tenaga yang dibutuhkan untuk menahannya.
Menghentikan hujan deras yang telah turun relatif lebih sulit dari pada memindahkannya. Hal ini karena uap telah berubah menjadi titik titik air, sehingga tentu lebih banyak tenaga yang dibutuhkan untuk menahannya.
Seberapa cepat respon time dari treatment seorang pawang ?
Dari beberapa pengalaman penulis di lapangan, hujan dengan intensitas sedang dapat seketika ( hitungan kurang dari 5 menit) berhenti setelah dilakukan penanganan oleh pawang. Bahkan hal itu pernah terjadi ketika pawang berada ratusan kilometer dari target lokasi.
Namun sekali lagi, reaksi sangat ditentukan oleh kualitas skill pawang, besar energi yang dimiliki serta load awan yang dihadapi.
Beberapa cerita real proses tahan hujan extraordinary di Bogor :
Dari beberapa pengalaman penulis di lapangan, hujan dengan intensitas sedang dapat seketika ( hitungan kurang dari 5 menit) berhenti setelah dilakukan penanganan oleh pawang. Bahkan hal itu pernah terjadi ketika pawang berada ratusan kilometer dari target lokasi.
Namun sekali lagi, reaksi sangat ditentukan oleh kualitas skill pawang, besar energi yang dimiliki serta load awan yang dihadapi.
Beberapa cerita real proses tahan hujan extraordinary di Bogor :
Pesona malam tahun baru
Saya
kebetulan berdomisili di Bogor – jabar, dimana memiliki julukan kota
hujan....hehehehe the rain city.
Dikarenakan intensitas curah hujan yang begitu tinggi, maka kemampuan pawang
hujan di kota ini dapat terbilang harus ekstra ;).... Di Bogor tidak ada
istilah musim kemarau ...pada musim kering pun hujan biasanya turun paling
tidak 4 hari sekali, walaupun bisa saja sampai 1 – 2 minggu tidak turun, namun
hal itu sangat jarang terjadi.
Di Musim penghujan Oktober s/d
Februari maka urusan tahan menahan hujan sangat lumrah terjadi. Hujan diperiode
tersebut dapat terjadi setiap hari selama berminggu – minggu dan dalam waktu
yang lama, 2 – 4 jam bahkan lebih.....(6
jam) tanpa henti. Hajat pesta pernikahan atau hajat – hajat lainnya cenderung
ramai mendekati penghujung tahun, termasuk pergantian malam tahun baru.
Tepat jam 12 malam pada 31
Desember hampir disemua daerah terutama pusat2 kota dan keramaian, pesta
kembang api secara meriah digelar. Biasa acara itu di support oleh hotel hotel
mewah yang tersebar di beberapa lokasi kota bogor. Pada perayaan kembang api
hujan otomatis menjadi sesuatu yang “tabu”bagi penyelenggara, terlebih dana
yang telah keluar sampai puluhan atau mungkin ratusan juta.
Salah satu pengalaman memukau
adalah ketika saya menyaksikan malam pergantian tahun baru sekitar tahun 2006-2009
(lupa tepatnya tahun berapa) di rumah mertua yang kebetulan berada di pusat
kota bogor, dimana pada saat itu hujan turun sangat deras dari jam 11 malam.....
padahal tinggal satu jam lagi puncak acara di gelar. Dalam hati saya membatin :
Hehehehe kali ini gagal deh pestanya.....
Detik demi detik berlalu berganti menit dan hujan masi saja turun dengan
semangatnya.... Ketika itu saya hendak pergi tidur karena menganggap percuma
menyaksikan kembang api dari balkon belakang jika hujan deras.
Saat itu jam menunjukan 23: 45
WIB, dan tepat ketika saya baru mau melangkahkan kaki beranjak dari balkon,
tiba – tiba hujan mendadak berhenti seketika. Saya bersama beberapa anggota
keluarga lain saling pandang dan terbengong bengong, bagaimana mungkin hujan
begitu deras mendadak berhenti sama sekali. Karena penasaran saya telfon
beberapa teman saya di Bogor yang berada di pusat kota ( sekitar radius 5-8 km
) dan ternyata mereka juga mengalami hal yang sama. Tampaknya hujan turun
merata di pusat kota Bogor dan berhenti juga di saat yang berbarengan. Tepat
jam 24:00 WIB pesta kembang api pun mulai serempak, karena posisi saya berada
di balkon atas, saya bisa menyaksikan area cukup luas. Pesta kembang api di
tugu kujang sampai daerah suryakencana ,terlihat dari arah saya. Warna warni penuh ceria memenuhi angkasa pada
saat itu. Setelah 15 menit berlalu dan kembang api sudah mulai sedikit, tiba –
tiba hujan kembali turun dengan sangat derasnya..... Kami kembali bertatapan
seolah tidak percaya apa yang terjadi.
Kendati dari lahir dan besar di
daerah Bogor, namun baru kali itu saya mengalami kejadian proses tahan hujan
yang begitu dasyatnya. Sambil tersenyum saya beranjak tidur dan tidak pernah
melupakan peristiwa itu sampai hari ini. Begitu dasyatnya kerja sama antar pawang
hujan di sebuah lokasi mampu memunculkan fenomena begitu hebat...... bahkan
seolah kekuatan alam pun “tunduk” kepada mereka. Semua itu tentu tidak lepas dari
ridho Tuhan Yang Maha Kuasa,.....manusia
hanya bisa berusaha, Tuhanlah yang menentukan.
Pesona Fenomena “Sirkuit Sentul”
Fenomena lain seputar hujan yang
tidak bisa saya lupakan adalah ketika masa masa remaja dulu ( sekarang dah
bangkotan hehehe ). Ketika itu sekitar tahun 1995 – 1998, dimana sirkuit sentul
merupakan sirkuit terbesar di asia tenggara dengan segala pesonanya. Dan masa masa itu sering terjadi kejuaraan drag race di kalangan remaja ibu kota,
termasuk Bogor. Pada suatu malam sabtu,...kebetulan ada perhelatan pertama drag
race, dimana perhelatan tersebut akan dihadiri oleh tokoh pembesar pengelola
sirkuit, termasuk anak eks sang penguasa Indonesia ketika itu. Singkat cerita
teman teman saya berencana menghadiri kejuaraan itu dan acara dimulai sekitar
jam 8 malam. Saya kebetulan lebih memilih apel ke rumah pacar ketimbang melihat
balapan tersebut hehehehhe.
Pulang dari rumah kekasih di bogor
kota, saya bergegas pulang dengan mobil melintas jalan tol jagorawi menuju kota
tercinta saya yakni Citeureup. Saat itu kira – kira jam 9 malam saya bertolak
dari rumah kekasih menuju gerbang tol.
Kondisi saat itu adalah hujan yang
teramat lebat di kota Bogor.... dalam hati saya membatin : “hahahhaa rasain tuh
anak anak kehujanan nonton drag race, untung gw gak pergi “.... dan benar saja
hujan lebat terus menemani saya sepanjang tol sampai daerah sentul selatan.
Saking lebatnya deras hujan saya
sampai menggunakan wiper pada
kecepatan paling tinggi demi menghalau butiran hujan yang menghalangi
pandangan. Tidak lupa lampu hazard dihidupkan
dan fokus mata ke depan ( sampai posisi duduk maju ).... jarak pandang saat itu
hanya sekitar kira - kira20 – 40 m saja. Kecepatan pun kalau tidak salah
sekitar 40-60 km / jam saja. Bercampur hati was was akibat deras hujan yang
begitu tinggi saya berusa terus mengemudi semaksimal mungkin. Music kesayangan dari
tape pun sampai saya turn off demi
menjaga konsentrasi.
Namun tiba – tiba sesaat sebelum
memasuki areal sirkuit, kira – kira jarak hanya sekitar 500 m, hujan mendadak
berhenti total. Tiba – tiba ada semcam dinding pembatas ketika itu dengan areal
di depannya. Tampak jalan tol di depan saya yang kering kerontang tanpa hujan setetes
pun.
Masi bingung dengan apa yang
terjadi saya menoleh ke arah kiri dan tampaklah plang exit sirkuit sentul. Mobil saya terus melaju dan kira kira kembali
jarak 500 m setelah sirkuit tampak dinding hujan telah di depan mata.... dan
Byurrrrrrrr hujan deras kembali menerpa kendaraan saya.
Ketika itu saya terhentak,
bagaimana mungkin hanya daerah sirkuit saja yang kering sedangkan areal sebelum
dan sesudahnya hujan. Padahal sampai di citeureup pun yang berjarak lebih
kurang 20 km dari Bogor hujan masih tetap turun.
Seminggu kemudian saya mendapatkan
kabar dari salah seorang guru kebatinan yang ada dilokasi sirkuit, bahwa pada
saat malam kejadian tersebut pengelola mengumpulkan lebih kurang sebanyak 20
orang pawang hujan. Ternyata manajemen telah memperhitungan itu semua hingga
tidaklah mengherankan gabungan kekuatan orang – orang tersebut sangat dasyat dan
mampu membentuk dinding pembatas kasat mata yang mencegah butiran hujan masuk
areal sirkuit. Sejauh mana kebenaran informasi tersebut memang masih perlu
divalidasi, namun terlepas dari semua itu fenomena yang terjadi di depan mata
saya saat itu sungguh merupakan sebuah Ketakjuban !!
Ckckckckcckk luar biasa !!!!
Mengapa Bogor dapat menjadi Kota Hujan ? what is the reason
????
Landscape Bogor
dikelilingi pegunungan, dari mulai gunung hambalang, pancar – astana –
paniisan-wangon, Gede Pangrango sampai salak dah halimun. Hal ini menyebabkan
awan yang datang dari arah pantai ( Utara – Jakarta ) akan semakin berat ketika
telah mencapai daerah Selatan yang lebih sejuk.
Biasanya awan semakin berat dan
berpotensi hujan ketika sampai di daerah sentul Selatan. Awan terperangkap deretan gunung pancar dan hambalang. Dari
daerah sentul. awan yang memasuki kota bogor akan cenderung berubah menjadi
hujan dikarenakan suhu yang semakin rendah. Hal ini tidak mengherankan karena
Bogor termasuk kota yang berada di dataran tinggi.
Awan cenderung sulit untuk
melewati gunung – gunung di sekitar bogor, itu karena kondisi awan yang sangat
banyak mengandung uap air ( berat ) maka awan terbang rendah hingga tidak mampu
melintasi pegunungan.
Dengan kondisi geografis dan iklim
sejuk tersebutlah Bogor menjadi sebuah kota hujan, kota dengan sejuta sambaran
kilat dan petir...:)
The end....
Ki Awan
Magic Glow Team
Ki Awan
Magic Glow Team
**. Hati hati segala bentuk penipuan !! yang mengatasnamakan Ki Awan / Magic Glow Team. Komunikasi selalu dilakukan melalui 2 alternatif berikut :
Mantabsss...
BalasHapus