Minggu, 08 Februari 2015

BAGAIMANA METODE PAWANG HUJAN BEKERJA ???


https://api.whatsapp.com/send?phone=6281212233535

IG : @kiawan357

Youtube : Ki Awan







Penulis yakin pertanyaan tersebut sedikit banyak pernah terlintas di benak saudara bukan ? ;).....  Coba anda cari jawabannya di ribuan artikel yang tersedia di internet...... apa menemukannya.....? hehehe saya yakin nihil atau tidak memuaskan jawabannya.... paling banter hanya dibahas mantera yang digunakan,,,.... atau bahkan fee jasa yang ditawarkan wkwkwkwk....tidak ada yang mau mencoba menjelaskannya secara komprehensif dan menyentuh inti metoda.

Baiklah, bermuara dari ketidakpuasan tersebut, saya mencoba menuliskan artikel di bawah ini semata-mata hanya bermaksud menjawab pertanyaan dasar di atas. Selain memuaskan rasa penasaran pembaca sekalian, semoga bisa bermanfaat untuk yang awam maupun mereka yang tertarik memperdalam keahlian khusus tersebut di masa mendatang.

Please enjoyyyy.....

Sering orang awam mengatakan bahwa menahan hujan itu tidak mungkin,..yang ada adalah menyingkirkannya ke tempat lain / memindahkan. Apakah benar hal itu sepenuhnya ? hehehe

Para pawang hujan mungkin akan tersenyum mendengar jawaban tersebut......

Sebenarnya dari sisi ilmu kebatinan dan kaca mata pawang hujan,...menahan hujan itu bisa – bisa saja. Cuma masalahnya adalah berapa lama. .....xixixixixixi...

Bagi yang bermukim di Jakarta... coba anda ingat2...bilamana pertengahan Juni tiap tahunnya, berkaitan dengan ultah tanah betawi, senantiasa digelar perhelatan Jakarta Fair bukan ? ....  Di sana banyak di buka open galery dan stand – stand yang berada di pangan terbuka alias out door...tentunya kalau hujan akan runyam bukan ? hehehehe....

Nah perhatikan coba, sekitar kemayoran khususnya.... berapa kali selama acara tersebut berlangsung ( biasa 1 bulan sampai mid July ) hujan turun... Lebih detail lagi kalaupun turun...berapa lama durasi dan kapan terjadinya hehehehehe.. apa hanya malam saja ??  coba bandingkan dengan daerah lain di Jakarta dan sekitarnya ketika periode itu berlangsung..... saya jamin tentu anda akan menemukan fenomena tersendiri  ;)

*Untuk cerita fenomena Jakarta Fair, mohon maaf penulis tidak bisa bercerita lebih jauh karena satu dan lain hal. – kode etik

Coba juga anda perhatikan ketika seorang kepala negara negeri kita tercinta ini sedang ada acara kenegaraan besar, misalnya pertemuan antar kepala negara..... atau ada kunjungan resmi lainnya.... perhatikan kondisi cuaca sesaat sebelum acara berlangsung juga ketika acara berlangsung...tentu anda akan menemukan fenomena menarik. Khususnya ketika acara di gelar di musim penghujan hehehhee...... terlebih bila dihelat di sebuah kota berjuluk Rain City ;)

Kembali ke topik awal.....


Jadi tidak benar bahwa hujan selalu dipindahkan ke tempat yang lain,...seringkali dalam banyak kasus ketika opsi memindahkan hujan sudah tidak mungkin, menahan adalah jalan satu – satunya. Pawang hujan profesional akan melakukan apapun dalam melakukan tanggungjawabnya demi kelancaran hajat si klien, walaupun hal itu terkadang “ditebusnya” teramat mahal. ;)

Bagaimana bentuk kerja sama dan perjanjian dengan Pawang Hujan ?

Sistem fee biasanya ada dua bentuk :

1.      Sistem kepercayaan : Klien telah percaya sepenuhnya kepada sang pawang dan memberikan sejumlah dana yang telah disepakati bersama. Dana diserahkan secara full beberapa hari sebelum hajat dilakukan.

2.      Sistem perjanjian : Klien mengajukan syarat kepada sang pawang mengenai pelunasan pembayaran. Misalnya untuk proyek menahan hujan selama 3 hari. Apabila selama 3 hari hujan di lokasi tidak turun sama sekali maka klien sepakat membayar full setelah acara selesai. Apabila turun satu kali hujan maka pembayaran 50 % dan seterusnya. Biasanya pada sistem ini pembayaran DP diberlakukan sebelum hajat dilakukan. Klien yang serius sering kali menyertakan surat pernyataan bermaterai dalam kerja sama ini.


Apa sih prosedur yang dilakukan pawang ketika ada order  ?

1.      Mempelajari waktu dan lokasi yang menjadi target :

Apakah termasuk musim penghujan, hari libur atau weekend, apakah di pusat kota atau di tengah kampung, apakah ada gunung atau pegunungan di sekitar lokasi, atau justru mendekati daerah pantai.

Hal – hal di atas menjadi perhatian bagi pawang karena banyaknya pertimbangan yang berpengaruh terhadap keberhasilan usahanya.

Contoh : ketika hari sabtu – minggu akan cenderung lebih banyak acara hajat dilakukan dalam waktu yang kurang lebih berbarengan, hal ini bisa menguntungkan atau merugikan tergantung lokasi hajat tersebut saling berjauhan atau justru berdekatan. Acara hajat yang berdekatan di sebuah area cenderung positif karena sang pawang bisa “bekerjasama” dengan pawang hajat tetangganya tersebut.

Apabila cenderung berjauhan namun masih berada di lokasi yang sama ,lebih banyak menjadi ancaman karena otomatis semua pihak berusaha mati matian agar awan tidak berkumpul di atas tempat acara. Biasanya bila terjadi demikian dan proses komunikasi maupun negosiasi diantara sesama pawang deadlock, maka “pertarungan”tidak terelakan lagi hehehehehe.... Layaknya hukum rimba, maka sang kuat dialah yang menjadi pemenang (The winner takes it all), walaupun faktor keberuntungan bisa juga bermain. Faktor itu adalah arah angin.


2.      Survey lokasi secara langsung ( optional ) :

Bagi pawang yang sangat ahli mungkin saja hal ini tidak perlu dilakukan, terlebih apabila ia telah mengenal daerah target dengan sangat baik. Namun demikian beberapa paranormal akan menyempatkan diri meninjau lokasi secara langsung, selain memantau dan menyelidiki medan sekitar, hal ini juga dapat digunakan sebagai acara “silahturahmi” kepada penguasa gaib setempat, terlebih apabila hajat dilakukan didaerah yang terbilang wingit ;)  seperti tempat tinggal sekitar makam keramat, situs – situs tertentu, atau bahkan tempat tinggal seorang tokoh spiritual besar.

Persiapan Pawang Hujan pada hari “ H” :

Untuk hajat besar dimana sedikit kesalahpun tidak boleh terjadi, biasanya  pawang akan meminta disediakan sebuah kamar / ruangan khusus sebagai tempat Ybs melakukan ritual. Keberadaan sang pawang di sebuah lokasi amat berpegaruh terhadap keseluruhan proses. Namun bukan berarti harus selalu demikian. Seorang pawang bisa saja menyingkirkan hujan di sebuah acara pesta di Bogor sedangkan dirinya sedang berada di Yogyakarta. Efeknya pun seketika dan seolah tidak berpengaruh terhadap posisi keberadaan dirinya. Kendati begitu, proses kerja jarak jauh kurang efisien dan cenderung memakan lebih banyak tenaga, upaya dan biaya.

Cara kerja :

Seorang pawang hujan terlatih dan memiliki jam terbang tinggi biasanya akan menurunkan hujan pada malam hari sebelum hari H dimulai. Hujan diturunkan pada H-1. Hal ini dimaksudkan agar proses menahan hujan menjadi lebih ringan pada waktu yang telah ditentukan. Pada malam hari kondisi udara lebih dingin ( kondensasi lebih memungkinkan), maka proses penurunan hujan pun relatif lebih mudah. Pada malam hari aktivitas kehidupan cenderung menurun, sehingga tidak banyak gangguan dari eksternal ketika ritual proses penurunan hujan dilakukan.

Dasar “Ilmiah” proses menahan hujan / singkir hujan :

Bagaimana mungkin hujan bisa ditahan / dipindahkan ? Pertanyaan ini kerap kali terdengar oleh telinga saya dalam kehidupan sekitar. Sebenarnya bukan hujan yang ditahan atau disingkirkan melainkan awan..... hehehehe

Awan adalah sekumpulan uap air hasil evaporasi ( penguapan ), dimana di dalamnya terdapat muatan elektron. Nah muatan elektron inilah yang dimanfaatkan oleh praktisi pawang hujan untuk dimanipulasi, tentu dengan treatment2 tertentu.

Mereka yang memiliki tenaga dalam / bioenergi cukup besar dalam dirinya tentu dengan cara cara tertentu bisa mempengaruhi medan magnetik benda lainnya (telekinesis, dsb ), termasuk awan.

Untuk itulah dengan memainkan medan magnetik, praktisi dapat mendorong, memindahkan, menahan, bahkan menurunkan / menyedot (menjadi hujan) atau sekedar mendatangkan awan dari daerah lain ( menjadi mendung / teduh ).

So hal itu bukanlah hal yang aneh, melainkan sangat-sangat ilmiah  ....

Terkadang jauh lebih  sulit mengumpulkan awan dan membuat hujan pada suatu lokasi di musim kering ketimbang menahan hujan pada sebuah kota hujan. Namun demikian hal ini kembali lagi kepada skill set masing – masing praktisi.

Beberapa cara yang biasa digunakan pawang hujan :

Selain tenaga dalam, cara lain untuk menahan awan adalah dengan tenaga batin. Tenaga batin diperoleh melalui kekuatan doa / wiridan atau rapalan mantera. Hal itu bisa diperkuat lagi dengan berbagai ritual dan lelaku prihatin seperti puasa, mutih, ngableng, pati geni, nglowong, etc. Begitu banyak versi doa doa khusus yang memiliki manfaat menahan atau mendatangkan awan.

Ada juga keilmuan khusus penahan hujan yang mensyaratkan pelakunya tidak mandi seumur hidupnya hehehehehe..... dan konon apabila tubuh sang pelaku terkena butiran hujan mampu menimbulkan rasa sakit disekujur tubuh bahkan kulit melepuh......walawhualam.

Selain itu, ada beberapa keilmuan lain yang bisa digunakan untuk mendukung kinerja pawang hujan, contohnya ilmu waringin sungsan yang mampu mendatangkan kekuatan angin nan dasyat. Biasanya yang  dipakai adalah ilmu yang berbasis elemen angin, sehingga bisa untuk mengundang / menghalau angin, awan bahkan kabut.

Metode terakhir yang paling umum digunakan disamping banyak metode lain adalah penggunaan hodam / jin. Beberapa jenis khodam / jin tertentu layaknya manusia memiliki keterampilan khusus dalam mengumpulkan dan menyingkirkan awan. Walaupun demikian, secara umum hodam apapun pada dasarnya bisa diminta tolong untuk membantu urusan hujan, yang membedakan adalah efektivitas dan cara kerja saja.
Penggunaan hodam / jin bisanya diikuti dengan penggunaan bakaran / ubo rampe / minyak untuk mendukung stabilitas kerja si hodam. Ibarat buruh yang sedang bekerja tentu akan bersemangat bila disampingnya tersedia banyak makanan bukan ? hehehhee...

Penggunaan hodam termasuk pula pemanfaatan beraneka ragam pusaka dan jimat yang memiliki tuah khusus penahan hujan.
Jimat penahan ujan tersedia dari cara yang sangat simple sampai yang sedikit unik dan bersifat mahal. Dari sekedar bermodalkan sapu lidi yang didirikan menantang langit, lidi dengan kombinasi bawang dan cabai, modifikasi lidi dengan karet, sampai kepada kepercayaan melempar celana dalam ke atas genting wkwkwkwkwkwkk ( awas genteng jadi bauk terasi ).

Jimat bersifat mahal adalah media yang dibeli dengan ritual yang menuntut ubo rampe tertentu. Semakin mahal jimat tersebut maka biasanya makin praktis dalam penggunaan, terkadang dengan hanya melepar pusaka tertentu ke tanah pada suatu lokasi target maka seketika awan yang berkumpul  hilang. ( Pusaka tersebut bekerja sesuai daya linuwih kebatinan dan kekuatan hodam yang ada di dalamnya).
Pawang hujan yang menguasai tiga atau lebih metode secara probabilitas memiliki chance keberhasilan lebih besar.  Sebab manakala satu metode gagal / kalah, maka ia masih dapat mengandalkan metode lainnya as alternatif. ;)

Hal – Hal Teknis yang dilakukan Pawang Hujan.



1.       Awan adalah segalanya, pawang akan berusaha keras  memecah awan dan mencegah berkumpulnya awan di atas lokasi target. Langit bersih bebas awan adalah kebahagiaan utama seorang pawang ;)

2.       Ancaman terbesar adalah awan gelap berpotensi hujan yang berada diatas lokasi, ditambah minimnya hembusan angin. Hal ini membutuhkan semakin banyak energi untuk mendorong awan tersebut.

3.       Apabila ada awan gelap datang mendekat, pawang akan berusaha menggesernya ke arah lain dengan sudut seefektif mungkin. Biasanya digeser ke kiri atau kanan, menghalau awan bertentangan langsung dengan arah datangnya angin adalah cara terbaik untuk bunuh diri  ;)

4.       Apabila poin 3 karena satu dan lain hal tidak bisa dilakukan, misalnya tidak keburu / ada pawang lain di daerah kiri / kanan dengan kekuatan yang lebih besar. Maka cara satu satunya adalah menahan awan tersebut agar melewati lokasi target. Bila angin berhembus cukup kuat maka keberuntungan masih berada di pihak sang pawang, sebab proses menahan tidak berlangsung lama.

5.       Angin berhembus terlalu kencang pun perlu diwaspadai, karena biasanya hal ini sangat berpotensi menimbulkan rintik – rintik hujan ringan sisa dari awan atas yang lewat.

6.       Apabila terjadi kondisi terburuk, yakni awan berkumpul banyak di lokasi dan upaya untuk menggeser tidak mampu dilakukan lagi, dengan terpaksa pawang harus berupaya menahan awan tersebut selama ia mampu.

7.       Biasanya hujan halus atau rintik rintik halus terjadi seiring dengan melemahnya kekuatan sang pawang. Dalam kondisi demikian, bila tidak segera diatasi maka kelancaran hajat akan terganggu.

8.       Pawang terlatih tidak akan sungkan untuk mengontak rekan – rekan lainnya, rekan – rekan seperguruan, atau guru atau siapapun yang dapat menolong untuk menghadapi situasi sulit tersebut. Pada kondisi kritis seperti itu bantuan pasokan tenaga amat sangatlah berarti. Semakin banyak awan berkumpul, menyebabkan awan semakin berat – otomatis menahannya pun akan semakin sulit dan melelahkan.

“ Perang yang terjadi diantara pawang hujan dapat menyebabkan awan berputar putar dari satu lokasi ke lokasi yang lain di zona yang sama. Hujan akan terjadi ditempat pawang yang memiliki kekuatan paling lemah.”

Filosofi  pawang hujan :

“Memindahkan awan cenderung lebih berat dari pada menahannya. Namun demikian untuk long term periode, memindahkan awan lebih efektif dari pada menahannya.”

Menghentikan hujan deras yang telah turun relatif lebih sulit dari pada memindahkannya. Hal ini karena uap telah berubah menjadi titik titik air, sehingga tentu lebih banyak tenaga yang dibutuhkan untuk menahannya.

Seberapa cepat respon time dari treatment seorang pawang ?

Dari beberapa pengalaman  penulis di lapangan, hujan dengan intensitas sedang dapat seketika ( hitungan kurang dari 5 menit) berhenti setelah dilakukan penanganan oleh pawang. Bahkan hal itu pernah terjadi ketika pawang berada ratusan kilometer dari target lokasi.

Namun sekali lagi, reaksi sangat ditentukan oleh kualitas skill pawang, besar energi yang dimiliki serta load awan yang dihadapi.


Beberapa cerita real proses tahan hujan extraordinary di Bogor :
Pesona malam tahun baru

                Saya kebetulan berdomisili di Bogor – jabar, dimana memiliki julukan kota hujan....hehehehe the rain city. Dikarenakan intensitas curah hujan yang begitu tinggi, maka kemampuan pawang hujan di kota ini dapat terbilang harus ekstra ;).... Di Bogor tidak ada istilah musim kemarau ...pada musim kering pun hujan biasanya turun paling tidak 4 hari sekali, walaupun bisa saja sampai 1 – 2 minggu tidak turun, namun hal itu sangat jarang terjadi.

Di Musim penghujan Oktober s/d Februari maka urusan tahan menahan hujan sangat lumrah terjadi. Hujan diperiode tersebut dapat terjadi setiap hari selama berminggu – minggu dan dalam waktu yang lama,  2 – 4 jam bahkan lebih.....(6 jam) tanpa henti. Hajat pesta pernikahan atau hajat – hajat lainnya cenderung ramai mendekati penghujung tahun, termasuk pergantian malam tahun baru.

Tepat jam 12 malam pada 31 Desember hampir disemua daerah terutama pusat2 kota dan keramaian, pesta kembang api secara meriah digelar. Biasa acara itu di support oleh hotel hotel mewah yang tersebar di beberapa lokasi kota bogor. Pada perayaan kembang api hujan otomatis menjadi sesuatu yang “tabu”bagi penyelenggara, terlebih dana yang telah keluar sampai puluhan atau mungkin ratusan juta.

Salah satu pengalaman memukau adalah ketika saya menyaksikan malam pergantian tahun baru sekitar tahun 2006-2009 (lupa tepatnya tahun berapa) di rumah mertua yang kebetulan berada di pusat kota bogor, dimana pada saat itu hujan turun sangat deras dari jam 11 malam..... padahal tinggal satu jam lagi puncak acara di gelar. Dalam hati saya membatin : Hehehehe kali ini gagal deh pestanya.....   Detik demi detik berlalu berganti menit dan hujan masi saja turun dengan semangatnya.... Ketika itu saya hendak pergi tidur karena menganggap percuma menyaksikan kembang api dari balkon belakang jika hujan deras.

Saat itu jam menunjukan 23: 45 WIB, dan tepat ketika saya baru mau melangkahkan kaki beranjak dari balkon, tiba – tiba hujan mendadak berhenti seketika. Saya bersama beberapa anggota keluarga lain saling pandang dan terbengong bengong, bagaimana mungkin hujan begitu deras mendadak berhenti sama sekali. Karena penasaran saya telfon beberapa teman saya di Bogor yang berada di pusat kota ( sekitar radius 5-8 km ) dan ternyata mereka juga mengalami hal yang sama. Tampaknya hujan turun merata di pusat kota Bogor dan berhenti juga di saat yang berbarengan. Tepat jam 24:00 WIB pesta kembang api pun mulai serempak, karena posisi saya berada di balkon atas, saya bisa menyaksikan area cukup luas. Pesta kembang api di tugu kujang sampai daerah suryakencana ,terlihat dari arah saya.  Warna warni penuh ceria memenuhi angkasa pada saat itu. Setelah 15 menit berlalu dan kembang api sudah mulai sedikit, tiba – tiba hujan kembali turun dengan sangat derasnya..... Kami kembali bertatapan seolah tidak percaya apa yang terjadi.

Kendati dari lahir dan besar di daerah Bogor, namun baru kali itu saya mengalami kejadian proses tahan hujan yang begitu dasyatnya. Sambil tersenyum saya beranjak tidur dan tidak pernah melupakan peristiwa itu sampai hari ini. Begitu dasyatnya kerja sama antar pawang hujan di sebuah lokasi mampu memunculkan fenomena begitu hebat...... bahkan seolah kekuatan alam pun “tunduk” kepada mereka. Semua itu tentu tidak lepas dari ridho Tuhan Yang  Maha Kuasa,.....manusia hanya bisa berusaha, Tuhanlah yang menentukan.

Pesona Fenomena “Sirkuit Sentul”

Fenomena lain seputar hujan yang tidak bisa saya lupakan adalah ketika masa masa remaja dulu ( sekarang dah bangkotan hehehe ). Ketika itu sekitar tahun 1995 – 1998, dimana sirkuit sentul merupakan sirkuit terbesar di asia tenggara dengan segala pesonanya. Dan  masa masa itu sering terjadi kejuaraan drag race di kalangan remaja ibu kota, termasuk Bogor. Pada suatu malam sabtu,...kebetulan ada perhelatan pertama drag race, dimana perhelatan tersebut akan dihadiri oleh tokoh pembesar pengelola sirkuit, termasuk anak eks sang penguasa Indonesia ketika itu. Singkat cerita teman teman saya berencana menghadiri kejuaraan itu dan acara dimulai sekitar jam 8 malam. Saya kebetulan lebih memilih apel ke rumah pacar ketimbang melihat balapan tersebut hehehehhe.

Pulang dari rumah kekasih di bogor kota, saya bergegas pulang dengan mobil melintas jalan tol jagorawi menuju kota tercinta saya yakni Citeureup. Saat itu kira – kira jam 9 malam saya bertolak dari rumah kekasih menuju gerbang tol.

Kondisi saat itu adalah hujan yang teramat lebat di kota Bogor.... dalam hati saya membatin : “hahahhaa rasain tuh anak anak kehujanan nonton drag race, untung gw gak pergi “.... dan benar saja hujan lebat terus menemani saya sepanjang tol sampai daerah sentul selatan.

Saking lebatnya deras hujan saya sampai menggunakan wiper pada kecepatan paling tinggi demi menghalau butiran hujan yang menghalangi pandangan. Tidak lupa lampu hazard dihidupkan dan fokus mata ke depan ( sampai posisi duduk maju ).... jarak pandang saat itu hanya sekitar kira - kira20 – 40 m saja. Kecepatan pun kalau tidak salah sekitar 40-60 km / jam saja. Bercampur hati was was akibat deras hujan yang begitu tinggi saya berusa terus mengemudi semaksimal mungkin. Music kesayangan dari tape pun sampai saya turn off demi menjaga konsentrasi.

Namun tiba – tiba sesaat sebelum memasuki areal sirkuit, kira – kira jarak hanya sekitar 500 m, hujan mendadak berhenti total. Tiba – tiba ada semcam dinding pembatas ketika itu dengan areal di depannya. Tampak jalan tol di depan saya yang kering kerontang tanpa hujan setetes pun.

Masi bingung dengan apa yang terjadi saya menoleh ke arah kiri dan tampaklah plang exit sirkuit sentul. Mobil saya terus melaju dan kira kira kembali jarak 500 m setelah sirkuit tampak dinding hujan telah di depan mata.... dan Byurrrrrrrr hujan deras kembali menerpa kendaraan saya.
Ketika itu saya terhentak, bagaimana mungkin hanya daerah sirkuit saja yang kering sedangkan areal sebelum dan sesudahnya hujan. Padahal sampai di citeureup pun yang berjarak lebih kurang 20 km dari Bogor hujan masih tetap turun.

Seminggu kemudian saya mendapatkan kabar dari salah seorang guru kebatinan yang ada dilokasi sirkuit, bahwa pada saat malam kejadian tersebut pengelola mengumpulkan lebih kurang sebanyak 20 orang pawang hujan. Ternyata manajemen telah memperhitungan itu semua hingga tidaklah mengherankan gabungan kekuatan orang – orang tersebut sangat dasyat dan mampu membentuk dinding pembatas kasat mata yang mencegah butiran hujan masuk areal sirkuit. Sejauh mana kebenaran informasi tersebut memang masih perlu divalidasi, namun terlepas dari semua itu fenomena yang terjadi di depan mata saya saat itu sungguh merupakan sebuah Ketakjuban !!
Ckckckckcckk luar biasa !!!!

Mengapa Bogor dapat menjadi Kota Hujan ? what is the reason ????

Landscape Bogor dikelilingi pegunungan, dari mulai gunung hambalang, pancar – astana – paniisan-wangon, Gede Pangrango sampai salak dah halimun. Hal ini menyebabkan awan yang datang dari arah pantai ( Utara – Jakarta ) akan semakin berat ketika telah mencapai daerah Selatan yang lebih sejuk.

Biasanya awan semakin berat dan berpotensi hujan ketika sampai di daerah sentul Selatan. Awan terperangkap  deretan gunung pancar dan hambalang. Dari daerah sentul. awan yang memasuki kota bogor akan cenderung berubah menjadi hujan dikarenakan suhu yang semakin rendah. Hal ini tidak mengherankan karena Bogor termasuk kota yang berada di dataran tinggi.

Awan cenderung sulit untuk melewati gunung – gunung di sekitar bogor, itu karena kondisi awan yang sangat banyak mengandung uap air ( berat ) maka awan terbang rendah hingga tidak mampu melintasi pegunungan.

Dengan kondisi geografis dan iklim sejuk tersebutlah Bogor menjadi sebuah kota hujan, kota dengan sejuta sambaran kilat dan petir...:)

The end....

Ki Awan
Magic Glow Team
**. Hati hati segala bentuk penipuan !! yang mengatasnamakan Ki Awan / Magic Glow Team. Komunikasi selalu dilakukan melalui 2 alternatif berikut :

www.magicglowteam.com  /  WA : 0812-1223-3535






1 komentar: